Selasa, 07 April 2020 15:27 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

          Pria berusia 56 tahun ini kini bisa tersenyum lega. Pengabdiannya di kampus putih selama tak kurang dari 32 tahun 7 bulan berakhir indah. Ia menyebutnya sebagai pensiun ‘husnul khotimah’, pensiun dengan akhir yang baik. Karyawan yang memungkasi pengabdiannya sebagai staf administrasi di FISIP ini hari ini (7/4) resmi dilepas oleh jajaran dekanat dan civitas akademika FISIP UMM.

Sarno menerima potongan tumpeng tanda pelepasan dari Dekan FISIP (foto: sulismadi)

          Mengabdi selama lebih dari 32 tahun bukan angka yang sebentar. Bagi ayah dua anak asli Magetan ini, UMM adalah pilihan yang tak pernah ia sesali. Meski awal mengabdi hanya bergaji 18 ribu rupiah, tetapi Sarno mengaku apa yang ia peroleh di UMM tak sekedar bilangan rupiah semata. “UMM itu lembaga yang penuh berkah. Tak hanya gaji, tapi juga kemudahan berupa anak-anak saya yang bisa sekolah sampai sarjana. Teman-teman serta lingkungan kerja yang baik adalah barokah juga menurut saya,”ungkapnya.

Baca : Rapat Offline Di Tengah Isu Covid-19, FISIP Desain Selasar Jadi Ruang Rapat yang Aman

          Memulai karir pertama di tahun 1987 sebagai satpam di kampus 1 Jalan Bandung, Sarno sudah ‘malang-melintang’ di beberapa unit di kampus. Ia berkisah, dulu saat pertama mengabdi sebagai satpam, Jalan Bandung adalah area yang sangat sepi, jauh berbeda dengan kondisi sekarang.  Setelah enam tahun mengabdi sebagai satpam, Sarno beralih menjadi staf rumah tangga (perlengkapan) selama tiga tahun. Posisi terlamanya adalah menjadi Kaur Kendaraan selama 14 tahun. Mengaku jenuh menjadi Kaur Kendaraan, Sarno mengajukan pindah posisi ke staf administrasi. “Namun permintaan saya kepada pimpinan saat itu untuk menjadi staf tidak di acc, saya akhirnya diminta untuk jadi Kaur Dosen, mengurusi berkas-berkas dosen. Itu saya jalani selama sepuluh tahun,”ujarnya sambil tertawa. Keinginannya untuk menjadi staf administrasi ternyata tidak surut. Sarno mengaku punya alasan tersendiri mengapa ia minta ‘diturunkan’ menjadi staf. Baru sekitar 3,5 tahun yang lalu akhirnya ia dimutasi sebagai staf administrasi di FISIP.

Sarno (baju kotak-kotak) bersama kolega TU FISIP (foto by: siti)

             Ketika ditanya apa yang akan dilakukan pasca pensiun, Sarno mengaku belum memiliki rencana apa-apa. Namun ia bersedia jika misal UMM masih mengkaryakan dirinya. “Kalau tidak bekerja rasanya tidak enak. Kalau bekerja saya senang bisa berinteraksi dengan teman-teman. Istri saya juga bekerja, anak-anak saya sudah besar semua,” ujar suami dari Susilowati ini. Di balik sosoknya yang pendiam, Sarno adalah profil seorang pekerja keras. Sebab, Sarno ternyata bukan ‘karyawan biasa’. Di tengah kesibukannya mengabdi sebagai pegawai di UMM, ia juga mengelola kos-kosan 12 kamar miliknya.

            Menurut Sarno, ada tips yang bisa dilakukan agar bisa purna tugas dengan baik. Kuncinya adalah lakukan pekerjaan sebaik-baiknya, jangan menunda tugas dan jangan mengeluh. “Untuk semua pimpinan dan kolega, saya mengucapkan terima kasih atas arahannya selama ini. Mohon maaf jika saya ada salah. Semoga UMM, khususnya FISIP, semakin maju dan mahasiswanya tetap banyak,”ujarnya. (wnd)

×