Rabu, 21 Juni 2023 22:27 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Pemilu 2024 yang direncanakan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 sudah semakin dekat. Begitu banyak fenomena politik yang telah terjadi. Hal ini tentu saja butuh kontribusi melalui partisipasi dan pengawasan dari berbagai macam elemen kelompok penekan salah satunya dari Forum Dekan FISIP Perguruan Tinggi Muhammadiyah (Fordek FISIP PTMA).

    Hal tersebut ditegaskan oleh Prof. Dr. Muslimin Machmud, M.Si selaku Ketua Fordek PTMA dalam seminar Seminar Nasional Forum Dekan FISIP PTMA di Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ, Rabu (21/06/2023) dengan tema “Muhammadiyah di Tengah Kontestasi Politik 2024”.

      Muslimin menekankan pentingnya partisipasi kader-kader Muhammadiyah dalam politik, namun bukan dalam konteks politik praktis. Ia menginginkan agar kader-kader Muhammadiyah memahami politik sebagai sarana untuk mencapai perubahan substansial dalam masyarakat, bukan sekadar ambisi kekuasaan atau kepentingan pribadi.Dalam pandangan Muslimin, pemilu merupakan momen penting di mana transformasi demokrasi dapat terjadi. Transformasi tersebut merujuk pada perubahan sistem politik yang lebih bermoral dan berprinsip, serta melibatkan seluruh masyarakat dalam proses politik.

Dekan FISIP UMM Prof. Muslimin Machmud, M.Si bersama peserta lain dalam Forum Fordek PTMA UMJ Jakarta. (Foto:UMJ Jakarta)

      Meskipun tidak semua anggota Muhammadiyah menerima politik praktis, Muslimin tetap menganggap politik sebagai sesuatu yang penting. Menurutnya, pemahaman tentang politik diperlukan agar kader-kader Muhammadiyah dapat berkontribusi secara efektif dalam membangun kembali cita-cita bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa Muslimin ingin melihat kader-kader Muhammadiyah berperan aktif dalam proses politik dengan memiliki pemahaman yang baik tentang politik dan tujuan nasional.

        Dorongan Muslimin tersebut dapat dipahami sebagai ajakan untuk menghadirkan nilai-nilai moral dan prinsip keagamaan dalam arena politik, serta mengingatkan bahwa partisipasi politik adalah tanggung jawab dan kesempatan untuk mempengaruhi perubahan positif dalam masyarakat.

         Selain itu Muslimin mengharapkan bahwa Muhammadiyah dapat memainkan peran penting sebagai penengah dan jembatan antara kekuasaan politik dan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa. Hal ini mengindikasikan pentingnya adanya keterlibatan Muhammadiyah dalam mengawasi dan mengkritisi kekuasaan politik secara independen.

    Muslimin menekankan bahwa dalam membangun peradaban bangsa, Muhammadiyah harus memiliki kemandirian dalam melakukan survei. Survei tersebut harus didasarkan pada metodologi keilmuan yang objektif, bebas dari pengaruh atau pesanan pihak lain. Dengan demikian, Muhammadiyah diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang akurat serta dapat dipercaya kepada masyarakat dan kekuasaan politik.

   Pernyataan Muslimin ini menunjukkan pentingnya integritas dan independensi Muhammadiyah dalam menjalankan perannya sebagai lembaga yang berperan dalam memperkuat demokrasi dan membangun peradaban bangsa. Dengan mengedepankan metode ilmiah dan kebebasan dari pengaruh eksternal, Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya dan menjadi mitra yang konstruktif dalam proses pembangunan nasional. (*/its)

×