Kamis, 02 Mei 2024 00:21 WIB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Malang, 1 Mei 2024 – Pada peringatan Hari Buruh tahun 2024, Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Achmad Apriyanto, S.IP.,M.Si menyoroti pentingnya kesejahteraan bagi para buruh sebagai landasan utama untuk pembangunan ekonomi Indonesia. Apriyanto menegaskan bahwa perlunya kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Hal itu sebagai respon atas tuntutan buruh selama ini yang terus berulang karena merasa kesejahteraan mereka belum terpenuhi.
Menurut Apriyanto, buruh adalah pilar penting dalam perekonomian suatu negara. “Mereka adalah tulang punggung industri dan sektor jasa, serta penggerak ekonomi yang tidak bisa diabaikan,” ungkapnya. Namun, ia menekankan bahwa tanpa kesejahteraan yang memadai, kontribusi mereka bagi kemajuan ekonomi akan terhambat. Selama ini dalam analisa apriyanto upah buruh memang tergolong rendah ditengah kebutuhan ekonomi yang melejit. dilihat dari indikator rata-rata upah minimum saja, besarannya masih rendah, yakni di bawah Rp 3 juta per bulan. Tidak sampai separuh dari total provinsi di Indonesia yang upah minimumnya di atas Rp 3 juta per bulan. Di beberapa provinsi, upah minimumnya bahkan di bawah Rp 2 juta per bulan, seperti Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Ach. Apriyanto Romadhan. (Foto:IP)
Dalam konteks ini, Apriyanto menggarisbawahi perlunya negara untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam meningkatkan kesejahteraan buruh. “Kebijakan-kebijakan pro-buruh perlu diperkuat dan diimplementasikan secara efektif,” tandasnya. Ia menyoroti pentingnya peningkatan upah yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, perlindungan hak-hak buruh, serta penyediaan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.
Lebih lanjut, Apriyanto menegaskan bahwa upaya meningkatkan kesejahteraan buruh tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan sektor swasta dan seluruh elemen masyarakat. “Kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, serikat buruh, dan lembaga sosial sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan di mana buruh dapat merasakan dampak positif dari pembangunan ekonomi,” jelasnya.
Di akhir wawancaranya, Apriyanto mengajak semua pihak untuk merenungkan makna sebenarnya dari Hari Buruh. “Hari Buruh bukan hanya soal perayaan atau peringatan, tetapi juga sebagai momentum untuk merefleksikan kondisi buruh saat ini dan untuk berkomitmen dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi mereka,” tandasnya sambil mengakhiri perbincangan.