Rabu, 17 November 2021 08:59 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

      Protokol kesehatan masih menjadi salah satu strategi ampuh untuk mengendalikan laju pandemi. Sosiolog FISIP UMM, M.Aan Sugiharto, M.Sosio dan pakar komunikasi FISIP UMM, Jamroji, M.Comms hari ini (17/11) memaparkan sejumlah idenya pada program Idjen Talk yang digagas oleh Radio City Guide 911 FM. Program yang bekerjasama dengan kepolisian ini hari ini membahas penertiban prokes dalam operasi Zebra Semeru. Menurut kedua pakar dari FISIP UMM, dalam kacamata sosial, pengendalian pandemi tidak hanya dilakukan dari sisi medis saja, namun pengendalian masyarakat juga menjadi strategi yang efektif.

       Menurut Aan, program Operasi Zebra Semeru untuk penertiban berkendara masyarakat sekaligus penertiban prokes di kalangan masyarakat adalah program yang sangat baik. Namun dalam melakukan operasi Zebra ini, pihak berwenang perlu mengedepankan sisi humanis dalam melakukan operasi tersebut. “Mengutip Skinner, tentang reward dan punishment, saya tidak setuju dengan efek jera missal tilang atau denda. Itu kan bentuk punishment. Padahal ketika kita ingin membuat seseorang itu bisa tertib, tidak selalu harus pakai punishment, bisa menggunakan mekanisme reward,”ungkap sosiolog FISIP ini.

     Jamroji, M.Comms, pakar komunikasi FISIP juga mengungkapkan perlu ada konsistensi dalam melakukan antisipasi munculnya gelombang ketika khususnya menjelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru). “Menurut saya, semua pihak harus menahan diri untuk konsisten dalam mencegah laju pandemi. Aparatur negara harus bisa memberikan contoh yang baik. Dalam konteks komunikasi, kredibilitas sumber atau penyampai pesan sangat penting. Jika pesan yang disampaikan ingin dilakukan oleh penerima pesannya maka komunikator harus bisa dipercaya,”ujar Jamroji.  Jamroji juga menekankan, untuk ketertiban prokes, di situasi pandemi kita tidak boleh lengah, harus tetap menjaga untuk menegakkan prokes. Ia sepakat dengan mekanisme reward, tak harus selalu dengan punishment. “Kepolisian bisa menggandeng sponsor untuk memberi reward sederhana bagi mereka yang taat prokes misalnya,”imbuhnya.

      Dalam konteks fungsi program, sosiolog FISIP, M.Aan Sugiharto, M.Sosio juga menekankan adanya fungsi manifest dan fungsi latent dari operasi Zebra ini. Fungsi manifest operasi Zebra adalah untuk menertibkan masyarakat untuk tertib dalam berkendara namun juga harus memperhatikan fungsi latent dalam operasi Zebra yang digagas oleh kepolisian. Menurut Aan dari sisi fungsi latennya, mumpung masa pandemi, maka bisa dimanfaatkan untuk melakukan tindakan humanis, dan ketika ada yang melanggar prokes, dalam operasi Zebra tidak perlu ditilang tapi harus diingatkan misalnya langsung diberi masker dan dilakukan edukasi. (wnd)

×