Sabtu, 12 Oktober 2019 10:40 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

       The pursuit of knowledge is never ending, the day you stop seeking knowledge is the day you stop growing. Quotes populer dari Brandon Travis Ciaccio ini menjadi semangat Pusat Kajian Sosial Politik (PKSP) FISIP UMM untuk membumikan DISKOTIK. DISKOTIK ini adalah singkatan dari Diskusi Tematik yang diadakan secara rutin setiap dua bulan sekali. Hari ini (12/10), DISKOTIK digelar di R.611 GKB 1 UMM. Menghadirkan dua pembicara, ilmuwan muda FISIP, Achmad Apriyanto,M.Si dan Peggy Puspa Haffsari, M.Sc, M.Si. Dua intelektual ini menyajikan tema Pemikiran Islam Sebagai Struktur Pengaruh Politik Internasional dan Domestik.

Achmad Apriyanto (kiri) dan Peggy Puspa (tengah) sedang menyampaikan hasil risetnya

          Diskusi yang berlangsung selama dua jam ini dihadiri sekitar 20 dosen FISIP lintas prodi. Achmad, dosen Ilmu Pemerintahan yang menjadi penyaji pertama menyampaikan tentang  tipologi sistem politik di Indonesia. Ia mengatakan awal mula tipologi sistem politik di Indonesia, diawali oleh muslim santri yang memiliki proyeksi politik. Terdapat tiga model sistem politik yang berjalan di Indonesia. Diawali oleh model negara demokrasi  Islam yang dipelopori oleh M Natsir, kemudian model negara demokrasi liberal (1980-1990) yang digawangi oleh Nurcholis Madjid. Baru kemudian disusul oleh model negara demokrasi agama yang dipelopori oleh Buya Safi’’i Maarif dan Amien Rais. Kekuatan masyarakat Islam di Indonesia diakui Achmad memiliki power yang cukup besar. “Namun sayangnya, dalam sistem pemilu, yang paling kasat mata, partai politik islam di Indonesia tidak memberi pengaruh signifikan, tak lebih dari 30 persen, meskipun umat Islam jumlahnya mayoritas di Indonesia,” ungkap dosen asli Madura ini

       Peggy Puspa, penyaji kedua menyoroti hal identitas Islam dalam kancah politik luar negeri. Sesuai background studinya di Ilmu Hubungan Internasional, Peggy menyampaikan hasil riset yang ia lakukan. Ia menyampaikan sebuah temuan bahwa bagi pemerintah, identitas Islam tidak cukup penting dalam politik luar negeri. “Identitas islam tidak penting dalam politik LN. Indonesia yang  punya mayoritas muslim cukup besar memang membawa dampak pada kedekatan dengan negara-negara muslim, terutama di Timur Tengah yang sedang berkonflik. Namun outputnya pemerintah mengemas dorongan masyarakat muslim tersebut dalam bungkus isu kemanusiaan, dengan tujuan agar Indonesia lebih netral,” jelas Peggy.  Hal ini dilakukan karena Islam di masa saat ini merupakan isu yang cukup challenging saat ini. Isu Islam berada dalam dua posisi, yaitu isu Islamic Phobia dan power masyarakat muslim yang cukup besar.  Namun di sisi lain, wajah Islam yang moderat sebenarnya mulai mendapat momentum saat Obama menjadi presiden Amerika Serikat. Menurut Peggy, terpilihnya Obama menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengenalkan islam model baru yang moderat dan mengikis Islamic Phobia. Hal ini didasari oleh latar belakang Obama yang pernah tinggal di Indonesia, dan pernah bersinggungan dengan masyarakat muslim.

              Nurudin, M.Si, Ketua Pusat Kajian Sosial Politik (PKSP) UMM, mengatakan DISKOTIK ini adalah sebuah program untuk mewadahi pemikiran dosen yang dihasilkan dari riset-riset mereka. “Semacam diseminasi riset ala FISIP begitu. Budaya diskusi memang harus digalakkan untuk mengukuhkan marwah akademik kita. Insya Allah DISKOTIK ini akan mengkaji semua bidang kajian sosial politik, tidak menutup kemungkinan juga bisa melibatkan bidang ilmu di luar sospol,” ujarnya. Peluang untuk menggandeng bidang ilmu di luar FISIP ini juga disambut positif oleh Dr.Sulardi, M.H, dosen Fakultas Hukum yang juga pakar hukum tata negara. Melalui Whatsapp Group Info Warta UMM, Sulardi menawarkan bagaimana jika DISKOTIK ini nantinya dikembangkan lintas fakultas. Politik, hukum, filsafat bisa dijadikan dalam satu topik. Respon positif serupa juga dilontarkan oleh M. Khoirul Fuddin, M.E dari Pusat Pengkajian Ekonomi Publik (PPEKP) FEB. Ia mengatakan PPEKP juga siap jika DISKOTIK PKSP akan berkolaborasi topik dengan PPEKP FEB.  (wnd)

×