Kamis, 11 Juli 2019 11:16 WIB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
.jpg)
GAYENG: Ahmad Fatoni, Lc.,M.Ag memberikan tausyiah pada pengajian rutin FISIP
Haji adalah sebuah ibadah yang harus disegerakan. Seperti yang ternukil dalam QS Al Imran ayat 97, dikatakan bahwa mengerjakan haji adalah kewajiban menusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dalam hadist riwayat Ahmad juga dipertegas oleh Rasulullah SAW yang bersabda, “Bersegeralah berhaji -yakni haji yang wajib-, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya” [Hadits Riwayat Ahmad dan lainnya].
Hari ini Kamis (11//7) FISIP menggelar pengajian rutin yang menghadirkan Ahmad Fatoni, Lc., M.Ag, dosen Fakultas Agama Islam UMM. Pengajian rutin ini berbarengan dengan moment pelepasan haji Dr. Rinikso Kartono, M.Si, Dekan FISIP UMM. “Sudah lama anggota keluarga FISIP belum mendapat panggilan haji ke Baitullah. Alhamdulillah tahun ini ada keluarga FISIP UMM yang mendapat panggilan ke Baitullah, dan kebetulan dekan kita sendiri. Semoga tahun-tahun berikutnya semakin banyak anggota keluarga FISIP yang berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji,” ujar Dr. Tutik Sulistyowati, M.Si, Wakil Dekan II FISIP UMM.
Ahmad Fatoni mengatakan siapa yang haji karena Allah, ikhlas, tanpa berbuat keji dan kefasiqan, tanpa riya’, maka ia kembali tanpa dosa sebagaimana waktu ia dilahirkan oleh ibunya dan balasannya adalah surga. Haji juga akan menghapuskan kesalahan dan dosa-dosa, untuk itulah ibadah haji adalah upaya yang harus diupayakan, “Kita harus berusaha keras untuk mampu, selain mengeraskan niat juga menabung. Jangan nunggu tua, sebab kalau sudah tua akan banyak yang ikut, ya penyakitnya, ya keluhan-keluhan lainnya. Sebaiknya haji di usia muda, sebab jika sudah selesai berhaji ia bisa melakukan perubahan-perubahan sosial,”ungkapnya lugas.
PENUH : Civitas akademika FISIP UMM antusias mengikuti pengajian
Ada banyak keutamaan dalam ibadah haji. Salah satunya adalah ganjaran pahala yang diperoleh ketika sholat di Masjidil Haram. Ustadz Fatoni menyitir hadist nabi yang menyebutkan bahawa sholat di Masjidil Haram 100 ribu kali dibandingkan sholat di masjid-masjid lain. Seperti sabda Rasulullah dalam HR Ahmad dan Ibnu Majah yang menyebutkan bahwa shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada seribu shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada seratus ribu shalat di masjid lainnya. Pahala sholat yang diperoleh bahkan bisa melampaui batas usia jika dibandingkan dengan pahala sholat yang dijalankan diluar kedua masjid tersebut.
Banyaknya keutamaan ibadah haji ini tentu logis jika dijadikan motivasi mengapa ibadah ini harus diperjuangkan dengan keras. “ Sebenarnya panggilan haji itu sudah diberikan secara resmi pada diri setiap manusia sejak di alam arwah, jauh sebelum dilahirkan. Tinggal kita serius apa tidak menjawab panggilan haji itu dengan proses yang diusahakan dengan keras,”tutur ustadz Fatoni. (wnd)