Kamis, 07 Juli 2022 02:25 WIB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sebagai bagian dari upaya untuk pengembangan dan penguatan tata kelola Center of Excellences (CoE), FISIP UMM pada 6 Juli 2022 melakukan penjajagan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Setelah sebelumnya menggandeng Kabupaten Magetan sebagai mitra CoE, berikutnya Banyuwangi akan menjadi mitra kedua yang akan digandeng FISIP UMM. Bertempat di Pemkab Lounge Banyuwangi, Dekan FISIP didampingi oleh Wakil Dekan 1 dan 2 dan Kepala Kerjasama FISIP UMM, disambut baik oleh Kabag Pemerintahan Pemkab Banyuwangi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Bidang Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Pertemuan tersebut membicarakan apa saja kerjasama yang akan dikelola oleh FISIP dan Banyuwangi.
Pertemuan dekanat FISIP UMM dan Pemkab Banyuwangi (6/7) bertempat di Pemkab Lounge Banyuwangi (foto: shan)
Dekan FISIP UMM, Prof.Dr. Muslimin Machmud, Ph.D mengungkapkan bahwa Banyuwangi dipilih sebagai mitra CoE karena merupakan kota yang memiliki potensi menarik yang bisa dikembangkan. Khususnya potensi di bidang pendidikan dan pemerintahan. Ia menyebut Banyuwangi juga memiliki potensi untuk menjadi bagian dari perwujudan program pengabdian dosen FISIP UMM. “Saya rasa ada beberapa program yang bisa kami kerjasamakan. Saat ini kami juga sedang mengelola CoE yang merupakan pusat unggulan yang dikembangkan oleh fakultas dan prodi. Pusat unggulan ini nantinya akan memiliki kontribusi pada kepentingan para stakeholders, termasuk pemerintah,”tutur Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi ini.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, S.Pd, MM mengatakan Banyuwangi bisa menjadi kota tujuan yang pas sebab Banyuwangi memiliki program yang dinamakan sebagai Banyuwangi Cerdas. Program Banyuwangi Cerdas adalah program pemberian bantuan beasiswa kepada masyarakat cerdas tidak mampu. Pemberian beasiswa tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas secara akademis tapi juga mendorong peningkatan moral dan akhlak. “Selama ini kami bekerjasama dengan perguruan tinggi terdekat, nah dalam waktu dekat mungkin bisa kita kerjasamakan dengan UMM. Di Banyuwangi juga ada IKM atau Implementasi Kurikulum Merdeka mirip juga dengan MBKM di kampus ya. Perlu ada perubahan mendasar di kurikulum yang membutuhkan pendampingan, hal ini saya rasa bisa kita kerjasamakan dengan UMM,”jelas Suratno.
Dekan FISIP bersama Kabag Pemerintahan Pemkab Banyuwangi, Nurhadi (foto: shan)
Kepala Bidang Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Banyuwangi, Tri. FM Mounty juga menyebut Banyuwangi saat ini sedang mengupayakan program digitalisasi desa melalui smart kampung. Program Smart Kampung yang diterapkan Pemkab Banyuwangi bahkan masuk dalam jajaran 100 Smart City 2021 kategori Smart Economy, dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Smart Kampung adalah layanan desa berbasis online yang saat ini telah diterapkan oleh 189 desa. Dengan Smart Kampung, Banyuwangi telah menggunakan sistem online di berbagai urusan daerah. Meskipun dalam implementasinya Pemkab Banyuwangi masih membutuhkan support dari akademisi untuk mengembangkan aplikasi pemerintahan berbasis online ini.
Wakil Dekan 1 FISIP UMM, Dr. Salahudin, S.IP, M.Si, M.PA mengatakan FISIP siap mendukung pendampingan tersebut karena FISIP memiliki kelas CoE yang berkaitan dengan analisis data dan informasi, yakni Big Data School of Social Politics. “Kelas unggulan tersebut tidak hanya diikuti oleh mahasiswa UMM tapi juga dapat diikuti oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang daerahnya telah bermitra,”tutur Salahudin.
Selain melakukan kunjungan untuk menjajagi kerjasama CoE antara FISIP dan Pemkab Banyuwangi, jajaran dekanat juga melakukan survey lokasi berkaitan dengan rencana kegiatan rapat kerja fakultas yang akan diadakan di kota yang berjuluk The Sunrise of Java tersebut. Pimpinan fakultas berharap rapat kerja yang rencananya akan diadakan pada Agustus itu akan semakin mempertajam implementasi CoE FISIP dan program-program kerja FISIP berikutnya. (wnd)