Kamis, 24 April 2014 11:39 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Foto habis rapat penerbitan buku “Carut Marut Politik Indonesia” di kantor BEM FISIP UMM (7/4)

Tergugah untuk menuangkan uneg-uneg,  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip UMM berencana membikin buku kumpulan tulisan. BEM tertantang membuat buku karena ada sindiran bisanya demo dan penyaluran ketidakpuasan lain. Dengan membuat buku, paling tidak semua tuduhan itu terjawab dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban mahasiswa pada masyarakat akademis.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut, BEM mengundang  Nurudin (PD 1 Fisip) dan  telah menghasilkan 14 buku dan serta aktif mendorong budaya menulis di kalangan mahasiswa. Bertempat di kantor BEM Student Center (SC) UMM, seluk beluk tentang penulisan buku dikupas habis.

Nurudin mengingatkan bahwa menulis buku tidak hanya menjadi tanggung jawab dosen, tetapi juga mahasiswa. Buku itu akan bisa dikaca oleh semua kalangan masyarakat. “Buku juga menjadi pertanggungjawaban ilmiah mahasiswa kepada masyarakat. Artinya, buku itu minimal bisa dibaca orang lain. Demo sih penting, tetapi jejak apa yang bisa dinikmati generasi mendatang perlu ditulis”.

Ryanda Barmawi ketua BEM FISIP merasa tertantang juga setelah mengadakan Studi Banding ke Universitas Yogyakarta (UMY) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia mengungkapkan, “Di UGM mereka punya jurnal yang setara dengan jurnal-junal dosen. Kita layak mencontoh. Tidak usah muluk-muluk yang penting ada tulisan. Buku pun tidak masalah.

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (IP) itu juga menekankan bahwa BEM sekarang harus berbeda dengan yang sebelumnya. BEM diharapkan bisa ikut memacu karya-karya mahasiswa. Hanya semua harus dimulai dari anggota BEM sendiri.

Acara yang dihadiri belasan fungsionaris BEM itu bersemangat untuk menindaklanjuti. Dalam pertemuan di Kafe Cesko (17/4/14), Jetis, Malang sudah dipilih tema buku yakni “Carut Marut Politik Indonesia” Tema itu diselaraskan dengan tahun politik 2014. Intinya, bagaimana mahasiswa meneropong dan memberikan sumbangan pada masyarakat dan bangsa ini ke depan. Tentu khas dari mahasiswa.

Dalam pertemuan tersebut disepakati untuk diadakan pertemuan seminggu sekali sampai terkumpul naskah pada tanggal 17 Mei 2014.

Taufik Hidayatulah selalu coordinator penerbitan buku BEM mengharapkan untuk terus maju apapun yang terjadi. Diharapkan kampus memberikan sumbangan pendanaan untuk penerbitan itu

×