Rabu, 17 Februari 2021 10:57 WIB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FISIP UMM hari ini (17/2) menyelenggarakan yudisium periode 1 tahun 2021. Karena masih di tengah pandemi, pelaksanaan yudisium digelar secara online. Para peserta didampingi kedua orang tua mengikuti pelaksanaan prosesi yudisium melalui platform zoom. Sedangkan civitas akademika lainnya bisa menyimak melalui live streaming di official account YouTube FISIP UMM. Pada gelaran yudisium hari ini, sebanyak 121 calon wisudawan dan wisudawati dikukuhkan dengan gelar S.Ikom untuk Prodi Ilmu Komunikasi, S.Sos untuk Prodi Sosiologi dan Kesejahteraan Sosial, dan S.IP untuk lulusan Prodi Ilmu Pemerintahan dan Prodi Hubungan Internasional.
Pelaksanaan yudisium secara online yang bisa disimak secara live melalui akun Youtube FISIP UMM
Dalam sambutannya, dekan FISIP UMM, Dr.Rinikso Kartono, M.Si mengatakan tidak semua orang punya kesempatan mampu menyelesaikan pendidikan hingga di titik ini. Terlebih, pandemi covid-19 masih menjadi beban yang mempengaruhi banyak aspek. “Namun kita harus pandai mengambil hikmah dalam peristiwa ini. Allah telah memerintahkan untuk iqro, yaitu membaca ayat-ayat kauniyah, karena kejadian di muka bumi adalah ayat-ayat kauniyah itu. Semoga gelar sarjana yang disandang memberikan kebahagiaan tersendiri bagi para sarjana dan keluarga,”ungkapnya.
Ia menambahkan sejatinya di balik perisitiwa pandemi ini ada yang perlu disyukuri. Covid-19 mengembalikan kedekatan keluarga. Melalui covid-19 ini sebenarnya interaksi anak dan keluarga dikembalikan lagi dalam relasi yang mendekatkan. Rinikso juga mengatakan, hikmah pandemi lainnya adalah di antara kesulitan ekonomi, telah membuat banyak orang mengasah krativitasnya dalam sisi yang positif. “Banyak sekali sumber dan cara untuk belajar. Keberhasilan dalam proses pendidikan adalah terjadi proses pembebasan diri. Saudara hari ini jadi sarjana, jangan menunggu, lakukan apapun selama itu baik dan untuk kebaikan. Anak-anakku harus bisa membaca tanda-tanda zaman. Hari ini anda dilantik menjadi sarjana, besok jangan berpangku tangan. Jangan membatasi diri hanya menunggu kesempatan, namun berkreasilah untuk mengisi dengan kebaikan-kebaikan,”jelasnya.
Para peserta didampingi kedua orang tua saat prosesi yudisium
Dalam yudisium kali ini, dosen muda FISIP Eko Rizqi Purwo Widodo, MSW, juga menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul ‘Imigran Indonesia dalam Pusaran Pembangunan Malaysia-Indonesia’. Eko yang menyelesaikan studi dalam bidang social work di Universiti Sains Malaysia ini memaparkan Malaysia masih menjadi salah satu tujuan negara migran favorit karena beberapa alasan. Salah satunya adalah karena faktor geografis dan kesamaan bahasa Melayu. Banyaknya pekerja migran asal Indonesia ini tentu berpengaruh pada pembangunan negara Malaysia, khususnya dalam bidang ekonomi. Daya beli masyarakat di Malaysia juga meningkat berkat para pekerja migran ini. Namun sayangnya selama ini image bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) cenderung negatif.
“PMI cenderung dipersepsi sebagai pekerja yang unskill, tapi sebenarnya banyak juga yang bekerja sebagai pensyarah, atau dosen dan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Jika ditanya apakah PMI punya peran bagi Indonesia? Jawabannya tentu saja iya. Remitensi adalah salah satu buktinya. Jumlah remitensi tercatat 10 milyar US Dollar atau lebih dari 153 Triliyun rupiah yang masuk ke negara. Melalui orasi ilmiah ini, saya berharap persepsi negatif terhadap PMI yang unskill itu bisa dikikis. Peran PMI bagi perkembangan ekonomi Indonesia sejatinya cukup besar,”ungkapnya.
Sandy Putra Ghozali, peraih predikat terbaik 1 fakultas, saat menerima ucapan selamat dari Dekan FISIP (foto: rhd)
Yudisium kali ini selain meluluskan 121 wisudawan juga mengukuhkan Sandy Putra Ghozali, Ardika Rizkian Nurrahmat dan Imam Yusuf Abdullah, sebagai lulusan terbaik pertama, kedua, dan ketiga tingkat fakultas. Sandy Putra, peserta yudisium dari Prodi Ilmu Pemerintahan ini berhasil memperoleh IPK 3, 88. Putra dari Djali Karim dan Yuli Astutik itu berhasil menyelesaikan prestasinya dengan indeks prestasi terbaik dan lulus lebih cepat, hanya 7 semester saja. (wnd)