Kamis, 31 Agustus 2023 04:36 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

     Perkembangan teknologi memang adalah tantangan bagi kehidupan sehingga diperlukan adaptasi cerdas dari manusia. Hal itu yang ditekankan oleh Prof. Stephen L. Morgan dari Nottingham University Business School sebagay Keynote speaker dalam 3RD ICHSOS dengan tema “Towards Economic Sustainability and Social Equality in Technological Era”.

    Stephen menjelaskan bahwa kehadiran Artificial Intelegence (AI) membuat manusia telah kehilangan banyak jenis pekerjaan namun disaat yang sama juga menciptakan banyak jenis pekerjaan yang baru. Karena itu menurut Stephen manusia harus mampu secara kreatif menangkap peluang tersebut.

    Selanjutnya Stephen menyoroti bahwa kemajuan AI juga berpotensi memperdalam ketidaksetaraan negara antara negara maju dan berkembang/tidak maju. Negara baju tentu saja bisa dengan mudah memanfaatkan AI untuk menunjang ekonomi mereka sedangkan negara sebaliknya sulit. Ini berkaitan dengan penguasaan teknologi informasi yang berimbas langsung dengan pendapatan ekonomi negara. Karena itu diperlukan kemampuan pemerintah dalam mempersiapkan generasi yang melek teknologi dan disaat bersama solidaritas global menjadi penting khususnya peran negara-negara maju dalam membantu transformasi moderniasi ekonomi negara-negara berkembang.

Dr. Vina Salviana, M.Si saat menyampaikan materi sesi I di 3RD ICHSOS 2023. (foto/Idat).

      Dr. Vina Salviana, M.Si selaku pembicara pertama dalam sesi 1 menyoroti ketidakberuntungan Perempuan dalam kehidupan ekonomi dan sosial di Indonesia. Dengan mengambil judul “Gender Equality In Indonesia Across SDGs” melihat bahwa Perempuan Indonesia mengalami ketidakadilan beruntun dalam kehidupan sosial dan Pembangunan ekonomi di Indonesia jika dibandingkan dengan laki-laki. Dimulai dari ketimpangan ekonomi (kemiskinan), pendidikan, kekerasan hingga kesehatan. Karena itu diperlukan perubahan yang radikal dengan melakukan dua perubahan penting yakni Perempuan perlu meningkatkan kapasitasnya sendiri dan kesediaan laki-laki memberikan ruang afirmasi bagi Perempuan. Hal itu juga dapat terpenuhi dengan dukungan dari Pemerintah, legislator dan Civil Society agar dihasilkan minimal kebijakan yang mendukung peningkatan kapasitas dan partisipasi Perempuan.

     Sebagai pembicara kedua,Tran Thai Ha Nguyen, PhD mengambarkan bagaimana Pembangunan ekonomi di Vietnam berhasil menjaga kelestarian lingkungan. Dosen di Van Lang University, Vietnam melalui makalahnya dengan judul “ESG Practice in Vietnam: The Way to Achieve The Corporate Sustainability” menunjukan bahwa ketegasan pemerintah di Vietnam dan pengawasan yang kuat dari masyarakat berhasil membuat Perusahaan memiliki sistem pengelolaan sampah yang tepat. Kolaborasi yang kuat dan visi yang sama untuk menjaga keberlanjutan membuat ekonomi tetap dapat tumbuh dengan tetap menjaga keberlangsungan ekosistem lingkungan.

     Sedangkan Dr. Sanju Kumar Singh, BBS, M. SM, POSTDOC dari Ribhuvan University Kathmandu,Nepal sebagai pembicara ketiga mengambil sebuah studi perbandingan dengan judul “Conomic Sustainability and Social Equality in Technological Era: Evience of Nepal And Indonesia”. Studinya menunjukan bahwa Kesenjangan sosial di Nepal cukup tinggi dibandingkan dengan Indonesia karena kurangnya pemberdayaan perempuan, sehingga perlu dicatat bahwa Nepal perlu lebih fokus untuk mencapai tujuan ekonomi yang berkelanjutan. Di Indonesia, khususnya kaum Perempuan kesempatan dalam menguasai teknologi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan menjaga keberlanjutan lebih baik sehingga kondisi ekonominya juga lebih bagus jika dibandingkan Nepal.(*/its)

×