Senin, 03 Agustus 2020 09:01 WIB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Umat muslim baru saja merayakan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriyah. Hari raya Islam yang sering disebut juga hari raya qurban ini ternyata dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesalehan sosial. Menjadi saleh di ruang sosial itu perlu. Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UMM, Dr. Fauzik Lendriyono, M.Si mengatakan kesalehan sosial ini merupakan sebuah hal yang harus dipupuk, terlebih dalam masa pandemi seperti saat ini.
Dr. Fauzik Lendriyono, M.Si, pakar managemen organisasi pelayanan sosial FISIP UMM
Fauzik mengatakan kesalehan sosial adalah implikasi ketaatan yang diwujudkan dalam bentuk memberi. Memberi ini tak hanya dimaknai memberi pada manusia namun juga memberi pada alam. Allah SWT sudah memberikan petunjuk bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat untuk sekitarnya. “Idul Adha adalah momen untuk menguatkan ketaqwaan. Ketaqwaan adalah bentuk ketaatan hamba pada Tuhan-nya. Orang yang taat hanyalah mereka yang memiliki iman. Jadi jika orang tersebut bertaqwa berarti ia harus menjalani nilai-nilai dari ajaran yang ditaati untuk mendefinitifkan keimanannya itu. Kesalehan sosial salah satu perwujudannya,”ungkap doktor yang juga pakar managemen organisasi pelayanan sosial ini. Idul Adha ini sejatinya tak hanya sekedar waktu untuk menyembelih hewan qurban, namun ia juga merupakan momentum untuk memberi dan berbagi sebagai simbol ketaqwaan dan penerapan kesalehan sosial. Terlebih di masa pandemi seperti ini. “Hikmah dari Idul Adha adalah orang akan berlomba mendapatkan kebaikan dengan memberi, membagi dan menikmati kebaikan bersama,”imbuhnya.
Baca juga : Buat Gerakan Peduli Lingkungan, Mahasiswa FISIP Kolaborasi dengan Gerakan Pemuda Ansor
Untuk menerapkan ketaatan dalam bentuk memberi, menurutnya, tidak hanya dilakukan dalam bentuk memberi benda atau barang. Menurut Fauzik, selepas momen Idul Adha ini, agar kesalehan sosial tetap kuat, masyarakat harus tetap konsisten untuk memperbanyak kesempatan untuk bersedekah. Bersedekah tidak harus selalu dengan materi, namun bisa juga dilakukan dengan melakukan perilaku yang menyenangkan bagi orang lain. “Selepas Idul Adha ini, masyarakat tetap bisa meningkatkan kesalehan sosial dengan cara memperbanyak kebermafaatan dengan sedekah, Memberi dan berbagi mungkin selama ini dipahami sebagai tindakan materi, padahal tidak kan? Bisa juga dengan non materi. Ya itu tadi, bisa dengan cara bersikap yang baik pada orang lain,”ungkapnya. Dalam perspektif ilmu sosial, menurut Fauzik, kesalehan sosial ini juga merupakan modal penting untuk membangun bangsa. Di tengah situasi prihatin kala pandemi seperti ini, perlu banyak aksi kesalehan sosial untuk menguatkan ikatan hubungan antar warga demi menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. (wnd)