Jum’at, 02 Oktober 2020 21:20 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

     Tahun lalu, DPR RI baru saja mengesahkan Undang-Undang tentang Pekerja Sosial. Lahirnya Undang-Undang tentang Pekerja Sosial ini menjadi harapan dan tatangan karena selama ini profesi ini dianggap masih samar-samar. Tidak sedikit orang yang salah persepsi dengan profesi ini, bahkan boleh jadi masih ada yang memandang sebelah mata. Padahal prospek terhadap pekerjaan sosial sangat luas. Ketua Komisi VIII DPR RI pada saat pengesahan UU tersebut pernah mengungkap bahwa kesenjangan jumlah pekerja sosial dan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) cukup tinggi. Tercatat pada 2012, PMKS berjumlah15,5 juta rumah tangga, sedangkan jumlah pekerja sosial yang ada di Indonesia baru mencapai 15.552 orang. Idealnya satu pekerja sosial melayani 100 PMKS saja. Oleh karena itu, untuk mengenalkan kekhasan studi kesejahteraan sosial, hari ini (2/10) Prodi Kesejateraan Sosial FISIP UMM menggelar Virtual Gathering untuk maba angkatan 2020. Pertemuan yang dilakukan melalui aplikasi zoom ini, dihadiri selain oleh maba juga para dosen Prodi Kesejahteraan Sosial dan para aktivis mahasiswa.

Virtual gathering Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP UMM digelar melalui aplikasi zoom pada Jumat (2/10) (foto : eko)

     Di Indonesia, kampus yang memiliki jurusan Kesejahteraan Sosial cukup langka dan UMM beruntung memiliki prodi Kesos yang merupakan prodi tertua di FISIP ini. Kaprodi Kesos, Dr. Oman Sukmana, M.Si mengatakan pekerja sosial diharapkan mampu melampaui tugas kemanusiaan yang lebih luas.Tidak hanya ranah pekerjaan sosial biasa, lulusan Kesos bisa terlibat dalam mencegah dan menangani kejahatan lintas negara seperti sindikat human trafficking, penyelundupan narkoba, terorisme, eksploitasi lingkungan hidup yang masif dan sebagainya. Karier sebagai pekerja sosial bisa dibangun mulai dari menjadi relawan di proyek-proyek sosial. Selanjutnya bisa bergabung di berbagai institusi, seperti lembaga swadaya masyarakat ataupun organisasi nirlaba yang memiliki fokus sesuai dengan ketertarikanmahasiswa. “Anda bisa memulainya sebagai officer, kemudian bisa meningkat menjadi project manager.Banyak bidang yang bisa menjadi ranah peksos,” tutur Oman.

     Mantan menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita juga pernah menyebut bahwa peluang berkarir sebagai pekerja sosial profesional terbuka lebar. Setidaknya ada 13 bidang pekerjaan sosial yang membutuhkan calon pekerja profesional. Misalnya saja untuk bidang penanganan kemiskinan, jumlah pekerja sosial yang terlibat baru mencapai 15.220 orang, sedangkan kebutuhan akan pekerja sosial mencapai 139 ribu orang. Untuk bidang pendampingan penyalahgunaan narkoba, dengan jumlah kasus mencapai 4,2 juta orang,  maka dibutuhkan sekitar 42 ribu pekerja sosial. Sedangkan kebutuhan pekerja sosial untuk penanganan lansia membutuhkan sekitar 15.700 pekerja sosial. Jumlah lansia di Indonesia yang membutuhkan penanganan adalah sekitar 1,5 juta lansia. Untuk melakukan pendampingan, rasio idealnya adalah 1:100, sehingga setidaknya dibutuhkan sekitar 15.700 pekerja sosial. Sejumlah data tersebut menyebutkan bahwa gap kebutuhan akan pekerja sosial masih cukup tinggi.

     Hal ini menjadi indikasi bahwa peluang pekerja sosial masih sangat luas, Dr. Rinikso Kartono, M.Si, Dekan FISIP yang juga merupakan dosen Kesejahteraan Sosial mengatakan bahwa pilihan untuk masuk ke Prodi Kesos adalah pilihan tepat. “Program studi Kesos memiliki prospek kerja yang luas dan menjadi pekerja sosial itu merupakan pekerjaan yang selalu dibutuhkan, jadi kalian beruntung memilih dan bergabung dalam prodi Kesos ini,” ungkap doktor Kesejahteraan Sosial alumni UI ini. Selain menghadirkan para dosen, virtual gathering ini juga diikuti oleh para pengurus Himpuan Mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial (HIMAKS) UMM, serta perwakilan dari Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia (FORKOMKASI) nasional maupun FORKOMKASI regional Jawa Timur. Ani Nuraini, wakil Ketua HIMAKS, menjelaskan divisi-divisi di dalam HIMAKS serta berbagai macam kegiatan program kerja yang ada dalam setiap divisi di HIMAKS. “Jangan sia-siakan waktu kalian ketika menjadi mahasiswa, ikutilah berbagai macam kegiatan yang menunjang diri kalian,”ujar Moh. Hafis, Ketua Umum HIMAKS. (eko/wnd)

×