Minggu, 11 Desember 2022 21:43 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Fenomena sosial dan politik Indonesia memang selalu menarik diperbincangkan karena lekat dengan masalah yang perlu dicarikan solusinya. Semangat itu terekam dengan jelas saat FISIP UMM mengadakan Kolokium Doktoral yang salah satu tujuanya merespon berbagai macam wacana sosial dan politik yang sedang perkembang. Di sesi kedua, kegiatan tersebut fokus membahas hal tersebut dengan menghadirkan 3 pembicara yakni Dr. Frida Kusumastuti,M.Si (Ilmu Komunikasi), Dr.Fauzik Lendriyono, M.Si (Kesejahteraan Sosial) dan Gonda Yumitro, Ph.D (Hubungan Internasional) dengan Dimoderatori oleh Isnani Dzuhrina, M.Adv.

     Sosial media memberi peluang warga internet (netizen) ikut serta menjalankan perannya bersama peran media massa dan pemerintah dalam partisipasi politik, misalnya tentang kebijakan. Suara netizen menjadi penting dalam demokrasi. Terkait dengan informasi kebijakan, netizen aktif merupakan penyeimbang bagi gate keeper pada media massa atau pers dan juga website pemerintah. Hal tersebut dielaborasi lebih dalam oleh Dr. Frida Kusumastuti,M.Si dalam analisanya berjudul “Peran Netizen dalam Pembicaraan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) di Twitter”. Frida menyampaikan bahwa media sosial dimanfaatkan oleh netizen untuk berperan sebagai kurator, influencer (pengaruh pembicaraan) dan buzzer (mempromosikan) narasi besar UU PDP. “Berdasarkan riset saya, netizen di twitter lebih menjalankan peran sebagai influencer dan buzzer, belum menggunakan perannya sebagai kurator terhadap narasi besar UU PDP.” Ungkap Frida.

Para pembicara Kolokium Doktoral FISIP UMM Sesi Kedua. (Foto:Udin)

      Sebagai pembicara kedua, Dr.Fauzik Lendriyono, M.Si menyoroti problematika pengasuhan orang tua lanjut usia dalam keluarga modern. Dalam pandangan Fauzik modernisasi telah menggeser pelayanan berbasis keluarga menjadi berbasis lembaga. Akibatnya terjadi dilemma serius dalam keluarga modern dalam pelayanan pada orang tua lansia. Dengan mengambil fokus jumlah Lansia di Malang Raya yang cukup tinggi sehingga kerap menghasilkan konflik antara anak dan orang tua, Fauzik menunjukan bahwa salah satu solusi utamanya adalah membentuk lembaga layanan sosial untuk layanan lansia berorientasi profit.

     Gonda Yumitro, Ph.D sebagai pembicara terakhir membahas perkembangan politik islam selama reformasi politik di Indonesia (1998-2019). Gonda menyoroti kegagalan politik islam sebagai bagian dari upaya formalisasi agama dalam politik Indonsia pada Pilpres 2019. Salah satu alasanya karena tidak adanya blue print dan road map gerakan yang jelas sehingga gagal meraih simpati masyarakat. Gonda menyarankan agar gerakan islam mulai merubah orientasi gerakanya agar memperoleh dukungan publik dan lebih bermanfaat. “Islam harusnya mulai difokuskan pada pemberdayaan sosial, ekonomi dan pendidikan dengan memanfaatkan khotbah dan media, “tutup Gonda. (*/its)

×