Kamis, 16 Juli 2020 12:42 WIB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh FISIP UMM adalah memfasilitasi pemberdayaan literasi tak hanya untuk dosen namun juga mahasiswa. Di FISIP, tak hanya dosen yang memiliki buku, mahasiswa di FISIP juga bisa menulis bukunya sendiri. Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMM hari ini baru saja melaunching sepuluh buku baru karya mahasiswa. Acara launching digelar secara daring melalui tayangan Communication Talk Expert Sharing Session yang dapat disimak melalui akun youtube Laboratorium Ilmu Komunikasi. Agenda Expert Sharing Session ini tak hanya menghadirkan salah satu penulis, Chano Paramita, namun juga menghadirkan dosen yang memotivasi penerbitan kesepuluh buku ini, Nurudin, M.Si.
Suasana Expert Sharing Session yang dimoderatori oleh dosen Prodi Ikom, Novin Wibowo (paling kanan)
Expert Sharing Session yang berjudul Rahasia Menulis Buku Mahasiswa ini mengulas tuntas bagaimana cara membuat buku mahasiswa. Di Prodi Ilmu Komunikasi, mahasiswa menerbitkan buku, bukanlah sesuatu yang asing. Sudah puluhan buku diterbitkan oleh mahasiswa. Ada yang buku karya pribadi, artinya ditulis oleh satu orang mahasiswa, ada juga yang berupa buku bunga rampai. Sepuluh buku mahasiswa yang baru dilaunching Prodi Ilmu Komunikasi adalah jenis buku bunga rampai. Judulnya antara lain Independensi Media Itu Omong Kosong ; Peradaban Media Sosial di Era Industri 4.0; Media dan Perkembangan Budaya; Media Kiblat Baru Politik Indonesia ; dan Relasi Kuat Antara Generasi Millenial dan Media. Kelima judul lainnya adalah Teori Komunikasi Massa dan Perubahan Masyarakat; Literasi Media dan Peradaban Masyarakat; Terpenjara Komodifikasi Media; Media Sosial, Identitas, Transformasi dan Tantangannya serta buku berjudul Kebebasan Media Mengancam Literasi Politik. Penulisan sepuluh buku ini melibatkan tak kurang dari 250 mahasiswa dari enam kelas mata kuliah Media dan Masyarakat yang diampu oleh Nurudin.
Baca juga : Terbitkan Buku Ke-21, Upaya Promosi Kampus Ala Nurudin
Nurudin juga berbagi rahasia bagaimana agar mahasiswa berhasil membuat buku. Ia mengaku tidak membatasi opini yang ingin ditulis oleh mahasiswa. Ia membebaskan mahasiswa untuk menulis apapun, asal bisa dipertanggungjawabkan. Untuk bisa menulis buku yang baik, inventarisasi ide menjadi hal yang krusial. Terkait mengelola ide ini, Wicha Mashita, salah satu penyimak Expert Sharing Session menanyakan bagaimana caranya membendung ide yang meluap-luap. Nurudin menjawab outline menjadi hal yang penting. Selain itu ia terbiasa menyusun daftar isi di awal, meskipun pada akhirnya daftar isi itu akan berubah-ubah. Sedangkan menurut Chano, jika memiliki ide menarik tentang sesuatu ia terbiasa mencatatnya dalam buku kecil. “Saya selalu mencatat ide-ide yang melintas di buku khusus. Jadi nanti kalau misal mau nulis sesuatu saya tinggal melihat catatan tersebut dan mengembangkannya,”ungkap Chano.
Chano Paramita dan Nurudin, M.Si dalam Expert Sharing Session, Kamis (16/7)
Di akhir sesi sharing session tersebut, Chano berpesan dengan mengutip kalimat Ali Bin Abi Tholib,” Ikatlah ilmu dengan menulis. Masa pandemi ini sebenarnya adalah kesempatan untuk lebih produktif, khususnya menulis. Kalau kita dalam tiga menit bisa menulis caption untuk WA Story atau status facebook, mengapa tidak kita manfaatkan untuk menulis karya yang lebih bermanfaat untuk orang lain?” pesan Chano. Nurudin menambahkan dengan pesan andalannya,”Publikasikan atau menyingkirlah!,” tutup Nurudin. (wnd)