Sabtu, 29 Agustus 2020 11:24 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

     Dalam rangka adaptasi kebiasaan baru, FISIP UMM dalam seminggu ini mengadakan pelatihan polysynchronous learning untuk lima prodi di FISIP. Jika beberapa waktu yang lalu sudah dilaksanakan resimulasi untuk instruktur, minggu ini giliran para dosen yang dilatih metode blended learning ini. Diawali oleh prodi Hubungan Internasional pada hari Senin lalu, hari ini Sabtu (29/8) giliran Prodi Ilmu Komunikasi yang mengikuti pelatihan. Radityo Widiatmojo, M.Si, dosen Ikom yang menjadi tim instruktur menjadi trainer dalam pelatihan hari ini. Radityo didampingi lima instruktur lainnya. Pelatihan polysynchronous ini digelar selama lima hari. Setelah prodi HI di hari Senin, prodi Sosiologi di hari Rabu, kemudian dilanjutkan prodi IP di hari Jumat, dan Senin minggu depan adalah giliran prodi Kesejahteraan Sosial.

Suasana pelatihan Polysynchronous Learning Prodi Ikom di Outdoor Space FISIP UMM (foto; PIC humas)

     Pelatihan polysyncronous ini sebenarnya bukan hal baru bagi prodi Ikom. Tahun lalu, sebelum pandemi melanda, Prodi Ikom sudah pernah meminta ke universitas untuk pelatihan e-learning yang menggunakan web lms.umm.ac.id. Polysynchronous Learning ini menggunakan www.elmu.umm.ac.id yang merupakan pengembangan dari web lms.umm.ac.id. “Sebenarnya tahun lalu kita sudah pernah ikut pelatihan e-learning LMS (learning management system), jadi Alhamdulillah tidak terlalu sulit untuk menyesuaikan dengan polysyncronous learning,”ujar M. Fuad Nasvian, M.Ikom, salah satu peserta pelatihan dari Prodi Ikom. Metode blended learning yang bisa diakses menggunakan www.elmu.umm.ac.id ini memang memudahkan para dosen untuk melaksanakan proses belajar mengajar melalui daring.

Radityo Widiatmojo, M.Si (jaket abu-abu) saat memberikan pelatihan (foto: PIC humas)

Baca Juga : Persiapan Kuliah Tahun Ajaran Baru, FISIP Optimalkan Simulasi Polysynchronous Learning

     Radit mengatakan ada banyak fitur dalam elmu.umm.ac.id yang akan memudahkan para dosen dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). “Melalui e-learning ini dosen bisa melakukan conference, share materi kuliah, share video, diskusi, memberi tugas, dan memberi kuis dalam satu platform. Proses grading atau pemberian nilai juga lebih mudah, tidak perlu manual entry lagi, nanti bisa di export otomatis dalam bentuk excel sehingga memudahkan pelaporan nilai,”ungkap Radit. Dalam pelatihan hari ini Radityo juga memberikan contoh-contoh model desain kelas yang bisa diadopsi untuk setiap pertemuan. Intinya, melalui sistem polysynchronous ini diharapkan bisa memudahkan dosen dan mahasiswa melakukan KBM. Polysynchronous Learning ini adalah model pembelajaran yang menggabungkan konsep Student Centered Learning (SCL) dan Personalized Learning dengan pola interaksi polysynchronous learning sehingga diharapkan lebih efektif dalam penerapan pembelajaran bauran. (wnd)

×