Rabu, 21 Desember 2022 07:32 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

      Malang, 21 Desember 2022 FISIP UMM menutup rangkaian kegiatan pengembangan forum ilmiah dengan melaksanakan Diskusi Akhir Tahun. Dengan mengambil Tema “Politik Identitas Dalam Pemilu 2024: Tantangan Masa Depan Demokrasi Indonesia” ini merupakan kontribusi FISIP UMM dalam membuat politik Indonesia bisa lebih bermartabat dengan mengupas salah satu problem utama dalam pemilu Indonesia yakni hadirnya politik Identitas. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula GKB 4 Lantai 9 UMM Malang menghadirkan Prof. Syamsul Arifin, M.Si (Wakil Rektor I UMM) sebagai Keynote Speech dan 3 pembicara utama yakni Dr. Asep Nurjaman, M.Si (Ilmu Pemerintahan UMM), Vidiayandika Djati Perkasa (Peneliti Senior CSIS) dan Dr. Farid Rusman, M.Si (Ilmu Komunikasi UMM).

Prof. Dr. Muslimin Machmud, M.Si (Dekan FISIP UMM) dalam pembukaan kegiatan Diskusi Akhir Tahun. (foto:Udin)

  Dihadapan kurang lebih 150 peserta yang berasal dari mahasiswa dan dosen-dosen FISIP UMM, Prof.Muslimin Machmud, M.Si selaku Dekan FISIP UMM dalam sambutan sekaligus membuka acara menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya merefleksikan kondisi politik nasional yang salah satunya terancam oleh politik identitas. “tema politik identitas menjadi salah satu isu utama menjelang pemilu 2024 sehingga sangat perlu didiskusikan lebih jauh. Politik identitas adalah hal yang sangat wajar dalam negara demokrasi karena ada ruang bagi ekspresi primordial (ras, suku, agama, ideologi politik) diperjuangkan oleh masing-masing individu atau kelompok. Politik identitas itu terbukti jadi strategi politik yang efektif dan efisien sehingga wajar sering digunakan dalam pemilu, “terang Muslimin.

      Muslimin menambahkan bahwa politik identitas itu perlu dijelaskan secara jernih dan objektif apakah boleh digunakan atau tidak dalam pemilu. Ini mendesak mengingat ada masyarakat yang pro dan kontra terkait penggunaan politik identitas dalam pemilu. Perlu pendefinisian lebih rasional batas-batas sejauhmana politik identitas dapat digunakan agar tidak kontraproduktif dengan semangat pemilu untuk menghasilkan kepemimpinan politik yang representatif melalui proses politik yang menyatukan bukan justru memecah belah kohesi sosial bangsa Indonesia. “Karena itu kegiatan ini penting untuk mendudukan secara jernih bagaimana idealnya politik identitas bekerja dalam situasi masyarakat Indonesia yang sangat majemuk, “tutup Muslimin. (*/its)

×