Minggu, 27 November 2022 20:30 WIB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dengan dimoderatori Dr. Frida Kusumawati, M.Si (Dosen Ilmu Komunikasi), hari kedua pelaksanaan SIBI FISIP UMM (24/10/2022) fokus memotret fenomena Indonesia dari aspek sosial, politik, dan bahasa. Sebagai pembicara pertama, Greg Fealy mengambil judul “New Research Priorities in Islamic Politics”. Secara gamblang Greg menyoroti fenomena Partai islam di Indonesia belum memiliki kemandirian ekonomi sehingga rentan dikooptasi oleh kekuatan oligarki. Lebih lanjut Greg melihat bagaimana keberhasilan mobililiasi politik dilakukan oleh para Ustadz seperti Abdul Somad (UAS) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Bagi Greg mereka mampu membentuk sikap masyarakat yang menarik untuk diteliti lebih jauh dengan menggunakan pendekatan analisa Kuantitatif. “kekuatan UAS dan HTI sangat punya pengaruh dalam kepemimpinan masa islam, selama ini studi untuk mengukur kekuatan pengaruh mereka secara non kualitatif (kuantitatif) belum dilakukan secara komprehensif, “tegas Greg.
Greg Fealy dalam sesi pemaparan tentang politik islam di Indonesia. (foto:Istimewa)
Lauren menyoroti penggunaan internet dalam memfasilitasi kemudahan memperlajari Filsafat, politik, ekonomi dan termasuk sastra Indonesia. Saat ini banyak orang luar negeri yang kagum dengan karya-karya sastra Indonesia. “salah penulis karya terbaik adalah NH Dini punya naskah sangat bagus dan produktif sekali, “ujar Lauren. Dia juga menitipkan pesan untuk lebih bijak dalam menggunakan media digital khususnya melihat fenomena plagiasi (pencuarian hak cipta) karya yang semakin tidak terkendali. Bagi lauren, yang terpenting dari itu semua adalah manusianya bukan media digitalnya.
Pembicara ketiga, Myoung Sook Kang seorang dosen dan meneliti meneliti bagaimana eksistensi bahasa Indonesia di Korea Selatan yang ternyata telah dipelajari sejak tahun 1964 di negara Ginseng tersebut. Dengan mengambil judul “Bahasa Indonesia di Pengajian Tinggi di Korea Selatan: Kajian kes Hankuk university of Foreign studies Pembelajaran Bahasa’, Myoung menyampaikan bahwa beberapa kampus di Luar negeri seperti Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) sudah memiliki jurusan bahasa Indonesia. Ini adalah peluang bagi bahasa Indonesia untuk semakin dikenal di tingkat global karena telah mendapatkan perhatian serius di Korea Selatan.”kekuatan bahasa Indonesia adalah struktur linguistiknya yang sederhana dan mudah dipahami sehingga gampang dipelajari, “ucap Myoung.
Moderator Dr. Frida Kusumawati (moderator) bersama Assoc. Prof. Dr. H. Latipun, M.Sc Latipun (foto: Istimewa)
Sedangkan pembicara terakhir Assoc. Prof. Dr. H. Latipun, M.Sc Latipun menyoroti Pembangunan Perdamaian dan Kesejahteraan Kawasan ASEAN: Memulai dari Kaum Muda. Latipun menemukan ada korelasi positif antara kesejahteraan masyarakat dengan perdamaian. Perdamaian menjadi prasyarat masyarakatnya sejahtera dan begitupun sebelumnya. Untuk mewujudkan hal tersebut sangat diperlukan peran kaum muda karena menjadi salah satu kelas yang memegang peran penting dalam struktur dan aktifitas ekonomi dan kehidupan politik. Dalam konteks perdamaian, generasi muda dapat menyebarluaskan pesan-pesan perdamaian kepada masyarakat. Latipun juga menambahkan perlunya integrasi di kalangan kaum muda ASEAN sebagai satu Kawasan. “ diperlukan kolaborasi sosial atau social event yang melibatkan seluruh perwakilan kaum muda di ASEAN melalui pertemuan-pertemuan resmi, “jelas Latipun.