Jum’at, 25 November 2022 06:16 WIB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menginternasionalkan Bahasa Indonesia, FISIP UMM menyelenggarakan Seminar Internasional Berbahasa Indonesia (SIBI) pada Rabu dan kamis, 23-24 November 2022. Seminar Internasional Bahasa Indonesia (SIBI) FISIP UMM mengangkat tema: Arah baru ilmu sosial, politik, dan humaniora dalam era masyarakat digital untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan menghadirkan sembilan pembicara dari beberapa negara. Para narasumber yang diundang adalah mereka yang fasih berbahasa Indonesia Di hari pertama pembicaranya adalah Tan Sri Prof. Datuk Wira, Dr. Abdul Latif bin Abu Bakar (Tokoh NGO Malaysia), Prof. Habib Zarbaliyev (University of Language, Adzerbaijan) dan Prof. Dr. Muslimin Machmud, M.SI (UMM Malang, Indonesia).
Prof. Datuk Wira Dr. Abdul Latif Bin Abu Bakar dalam sesi penyampaian materi. (Foto:Istimewa)
Sejarah, media dan peradaban selalu dikait-dikaitkan di era modern digital, negara harus tetap menjaga bahasa dan budaya agar tetap memiliki identitas serta jati diri. Hal tersebut di sampaikan oleh Tokoh NGO Sosio- Budaya Malaysia Tan Sri Prof. Datuk Wira Dr. Abdul Latif Bin Abu Bakar yang menjadi pembicara pertama. Abdul juga mendorong agar senantiasa melestarikan budaya dan bahasa. Sekalipun di tengah perkembangan teknologi dan informasi yang kian cepat. Menurutnya, orang yang mengerti teknologi tapi tidak sekaligus mengenal sosial dan budaya pasti akan hancur. Karena hal itu merupakan sebuah identitas. “Maka upaya pelestarian ini harus terus dilakukan. Bukan hanya oleh mereka yang tua, tapi juga para anak muda yang akan melanjutkan tonggak kepemimpinan,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan FISIP Prof. Dr. Muslimin, M.Si sebagai pembicara kedua fokus memotret komunikasi tradisional masyarakat suku Toraja melalui upacara pemakaman. Muslimin menjelaskan bahwa Ajaran Aluk Todolok pada Masyarakat Toraja menganggap bahwa jiwa seseorang setelah mati tidak hilang begitu saja melainkan kembali ke suatu tempat yang dianggap sebagai alam arwah atau sebagai tempat asal-usul leluhur mereka. Konsep kepercayaan ini kemudian diimplementasikan dalam sistem upacara berkaitan dengan kematian yang mereka sebut Rambu Solok dan sistem penguburan Niilai-nilai budaya yang terkandung dalam ritual Rambo Solok diantaranya spriritualisme, status sosial, dan keharmonisan kelompok. “Masyarakat Toraja percaya akan adanya Tuhan sebagai pemberi kehidupan, keselamatan, keberkahan, kebaikan, pun penderitaan dan kesengsaraan semua ada di tangan tuhan, “jelas Muslimin.
Antusiasme peserta SIBI 2022. (Foto:Istimewa)
Sedangkan Prof. Habib Zarbaliyev mengambil judul “Beberapa Penilaian Tentang Pembinaan Korpus Nasional Bahasa Indonesia”. Habib menjelaskan bahwa agar dapat diterima dipergaulan internasionall bahasa Indonesia harus memiliki perencanaan yang tepat salah satunya melakukan beberapa perbaikan seperti pembuatan database setiap imbuhan rantai imbuhan. Lalu selanjutnya membuat kamus frekuensi umum bentuk kata,dengan memisahkan bentuk kata, dan menyempurnakan dan memperluas komposisi kata-kata, dan komposisi rantai imbuhan dalam kamus-kamus otomatis dari sistem terjemahan.