Senin, 07 September 2020 14:47 WIB    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

     Prestasi membanggakan kembali diraih gabungan mahasiswa FISIP dan FAI yang tergabung dalam tim Commers. Kelompok yang beranggotakan Dion Agustian, Turky Hanif dan Two Bagus Surya dari Prodi Ikom dan M Alif Ihza dari FAI ini berhasil memboyong perunggu pada Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud RI. Commers berhasil memenangkan kategori Kreasi Video Digital SDGs dengan mengusung film pendek yang berjudul Hari Esok. Commers lolos di posisi ketiga babak final yang diikuti oleh 20 finalis dari seluruh Indonesia. Babak final diadakan secara daring pada 4-5 September 2020 lalu.

Tim Commers saat presentasi LIDM babak final 

     Hari Esok ini menceritakan tentang Pak Roy, seorang dosen yang juga seorang single parent karena istrinya meninggal. Di masa pandemi ini, ia tak hanya harus mengajar mahasiswa tapi ia juga bertanggungjawab untuk mendampingi sekolah online putri semata wayangnya. Tidak mudah bagi seorang Pak Roy untuk mangajar di masa pandemi seperti ini. Ketika mengajar, ia selalu tidak diacuhkan oleh mahasiswa-mahasiswinya. Ada yang bermain game saat kuliah online, dandan, dan tidur-tiduran. Pak Roy mulai berpikir bahwa kelas online yang ia ampu sangat membosankan. Oleh karena itulah ia kemudian membuat desain kelas offline di lokasi outdoor. Secara tidak sengaja ada  seorang mahasiswa yang melihat rencana Pak Roy membuat kelas outdoor. Ia memfoto rencana Pak Roy dan membagikannya melalui WA Group. Melihat usaha keras Pak Roy untuk membuat mahasiswanya senang belajar, mereka jadi sadar bahwa kerja keras Pak Roy bukan semata-mata untuk menghidupi keluarganya namun juga untuk mencerdaskan anak didiknya.

     Dion Agustian Putra, salah satu anggota Commers mengatakan bahwa ide cerita film Hari Esok itu terinspirasi dari beberapa hal. “Ide cerita ini berasal dari pengalaman teman-teman saat kuliah online, pemberitaan terkait kuliah online, tanggung jawab seorang dosen dan juga empati mahasiswa. Film ini bertujuan untuk membangkitkan empati mahasiswa agar menghormati dan menghargai kerja keras para guru dan dosen yang berusaha untuk tetap mendidik anak didiknya meski dibatasi oleh kondisi, tak hanya kondisi pandemi namun juga tanggung jawab pribadi sebagai ayah, sebagai kepala keluarga, terlebih ia sebagai single parent,”ungkap Dion. Ia berharap melalui film ini mahasiswa di seluruh negeri sadar, meski dibatasi oleh pandemi, mahasiswa tetap semangat belajar bagaimana pun kondisinya karena semua pihak sudah melakukan upaya terbaik untuk tetap bertahan dalam situasi pandemi.

     M Fuad Nasvian, M. Ikom, dosen pembimbing tim Commers ini mengatakan sejak awal ia optimis dengan kemampuan mahasiswanya yang tergabung dalam Commers ini. “Ide cerita murni dari mereka, saya hanya mempertajam idenya saja, dan mengoreksi yang perlu didetailkan. I just ask them to try the competition, tell them that they can graduate without skripsi if they nail that. Mereka termotivasi untuk melakukan yang terbaik, secara kualitas anak-anak ini memang sudah tangguh,”ungkap dosen Prodi Ilmu Komunikasi ini. Congratulations Commers! (wnd)

×