Rabu, 07 September 2022 21:46 WIB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Manusia diturunkan ke dunia untuk menjadi pemimpin (khalifah fil ardh). Tugasnya adalah memayu hayuning bawono, ambrasto dur angkara, membangun relasi harmoni dengan Tuhan (Allah), sesama manusia, dan alam semesta. Namun demikian, atas dasar iman, rasionalitas, dan nurani, atau bahkan nafsu keduniaan semata, manusia selaku aktor atau agen perubahan senantiasa terlibat dalam tarik menarik kepentingan individu, keluarga, kelompok, partai politik, bangsa dan negara serta negara asing. Pada konteks ini manusia sering kali justru menjadi antitesa atas perintah tuhan dengan justru berlaku merusak.
Refleksi di atas disampaikan oleh Dr. Wahyudi, M.Si, Pakar Sosiologi FISIP UMM dalam orasi ilmiah pada Yudisium FISIP Periode IV yang digelar hari ini (7/9) di GKB IV UMM. Wahyudi menyebut bahwa banyak tindakan manusia yang bertentangan dengan ajaran tuhan. Praktiknya bisa dilihat dalam aktifitas kita sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat dan tempat kerja serta melihat bagaimana negara ini dikelola.
“saat ini kondisi sosial dan politik indonesia sedang bermasalah, itu bukti bahwa perilaku kita masih jauh dari ajaran tuhan, “tegas Wahyudi. Konflik, kekerasan, intoleransi, korupsi dan lain-lain adalah bukti sahih bahwa agama tidak terinternalisasi dalam kehidupan kita. Untuk itu diperlukan langkah kembali dengan memperbaiki level spiritualitas kita. Khusus warga Muhammadiyah kembali pada spirit ajaran KH. Ahmad Dahlan yang inklusif dan emansipatoris dapat dilakukan. Warga Muhammadiyah mesti mengembangkan dakwah yang mengasyikkan, yang merukunkan seluruh ummat di dunia ini, bukan yang menimbulkan permusuhan. Muhammadiyah dapat mendorong perbaikan ahlak bangsa.
Dr. Wahyudi, M.Si dalam sesi orasi ilmiah. (Foto:Humas)
Pada pelaksanaan yudisium FISIP periode III tahun 2022 kali ini dilakukan secara full luring. Dengan tetap menggunakan protocol kesehatan secara ketat, sebanyak 473 calon wisudawan wisudawati FISIP UMM dikukuhkan dalam seremonial yang digelar secara khidmat dan penuh kekeluargaan ini.
Selain berhasil meluluskan 473 calon wisudawan dan wisudawati yang akan diwisuda pada bulan September 2022, yudisium kali ini juga mengukuhkan tiga terbaik fakultas yakni Fatimatuzzahro dari Hubungan Internasional dengan IPK 3,97 (Terbaik I), Wiebi Winarto dari Prodi Ilmu Pemerintahan dengan IPK 3,97 (Terbaik II) dan Anggraito Wisnu Aji dari Prodi Ilmu Kesejateraan Sosial dengan IPK 3,96 ( Terbaik III). Yang juga tidak kalah luar biasanya ketiganya berhasil lulus tepat waktu dengan menyelesaikan masa studi 3 tahun 10 Bulan.
Dekan FISIP UMM, Prof. Dr. Muslimin Machmud, Ph.D dalam sambutannya mengatakan bahwa ritual akademik seperti ini perlu dibanggakan karena menunjukan keberhasikan mahasiswa dalam melewati semua rintangan ketika studi. Muslimin menambahkan bahwa sarjana FISIP UMM harus memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi karena berasal dari kampus yang telah memiliki akreditasi institusi unggul dan semua prodi di lingkungan FISIP juga memiliki akreditasi unggul. Ini bukti bahwa UMM dan FISIP memiliki mutu akademik yang sangat baik. Hal tersebut adalah modal sosial untuk memasuki dunia kerja. “lulusan FISIP UMM itu telah teruji jadi jangan minder dalam berkompetisi di dunia kerja, “ungkap Muslimin.
Dekan FISIP UMM (Prof. Dr. Muslimin Machmud, M.Si dalam sesi sambutan. (Foto:Humas)
Muslimin menambahkan bahwa salah satu tantangan besar yang akan dialami oleh lulusan adalah memasuki bonus demografi sebuah kondisi dimana struktur kependudukan Indonesia akan didominasi oleh usia produktif pekerja. Karena itu diperlukan kemampuan literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia agar bisa sukses. Diakhir sambutanya, Muslimin menitipkan harapan agar para lulusan dapat mencapai prestasi maksimal kedepanya. “kami sangat berharap kalian bisa datang kembali ke FISIP UMM dengan membawa cerita bahagia akan kesuksesan yang diraih dan memberikan motivasi kepada adik-adiknya, “tutup Muslimin. (its)